Contoh Pidato Mengenang Tragedi G30S (30 September) PKI

Kumpulan Contoh Pidato - Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Pidato merupakan salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia.
Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan banyak anak buahnya atau khalayak ramai.
 

Fungsi pidato

  • Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan.
  • Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi.
  • Menciptakan suatu keadaan yang kondusif di mana hanya perlu 1 orang saja yang melakukan orasi/pidato tersebut.
  • mempermudah komunikasi.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karier yang baik. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Dalam berpidato, penampilan, gaya bahasa, dan ekspresi kita hendaknya diperhatikan serta kita harus percaya diri menyampaikan isi dari pidato kita, agar orang yang melihat pidato kita pun tertarik dan terpengaruh oleh pidato yang kita sampaikan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saudara-saudara sekalian sebangsa dan setanah air yang berbahagia. Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita panjatkan puji syukur yang sedalam-dalamnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan anugerah-Nya negara kita Indonesia tetap eksis sebagai negara merdeka dan berdaulat yang berdasarkan Pancasila dan UUD '45.

Sebagai sebuah negara merdeka yang berdaulat dan berdasarkan Pancasila dan UUD '45, maka mempertahankannya menjadi sebuah keharusan bagi kita semua dari setiap gangguan yang akan mengancam eksistensinya, baik yang datang dari luar maupun dari dalam.

Kiranya kita tidak akan pemah melupakan, bahwa pada tanggal 30 september 1965 yang lalu telah terjadi tragedi nasional yang mengecam kedaulatan negara kita. Sebuah tragedi memilukan yang dilakukan oleh sebuah gerakan yang menamakan diri Gerakan 30 September (G30S) yang dipimpin oleh Letkol Untung. Banyak jendral yang dibunuh secara kejam dan sadisdi luar batas-batas prikemanusiaan lalu dimasukkan dalam sumur lubang buaya.

Saudara-saudara sekalian sebangsa dan setanah air yang berbahagia. Peristiwa G30S, secara khusus menunjuk pada gerakan sekelompok militer yang menculik dan membunuh sejumlah perwira tinggi angkatan darat. Sedangkan secara umum, peristiwa itu merupakan suatu upaya untuk méngganti idiologo Pancasila dan menggulingkan pemerintahan yang sah. Peristiwa itu erat kaitannya dengan persaingan politik yang muncul pada masa demokrasi terpimpin.

Di tengah persaingan antara PKI dan angkatan darat, tentang semakin memburuknya kesehatan presiden. Berita pada  bulan Ju1i 1965 itu, memicu terjadinya ketegangan politik yang mencapai puncaknya pada tanggal 30 September 1965.

Pada malam hari tanggal 30 September 1965, sekelompok militer melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap sejumlah perwira tinggi angkatan darat. Kelompok itu menamakan diri sebagai Gerakan 30 September (G30S) di bawah pimpinan Letkol Untung, komandan Batalion I Cakrabirawa (pasukan khusus pengawal presiden). Ketika itugerakan penculikan, G30S menguasai dua sarana vital komunikasi, yaitu RRI pusat dan gedung PN Telekomunikasi. Mélalui siaran radio, pelaku G30S menekankan bahwa G30S merupakan gerakan intern angkatan darat untuk menertibkan para anggota Dewan Jendral yang bermaksud melakukan kudeta. Kemudian diumumkan juga tentang pembentukan Dewan Revolusi dan pendemisioneran Kabinet Dwikora, sehingga pengumuman itu membingungkan masyarakat.

Adapun sejumlah perwira tinggi yang menjadi kurban penculikan dan keganasan G30S itu ialah Letnan Jendral Ahmad Yani, Men/Pangad; Mayor Jendral S. Parman, Asisten I Men/Pangad; Mayor Jendral R. Suprapto, Deputy II Men/Pangad; Mayor JendralMT. Haryono; BrigadirJendral D.I. Panjaitan; dan BrigadirJendral Sutoyo Siswomiharjo.

Saudara-saudara sekalian sebangsa dan setanah air yang berbahagia. 
Akhirnya, pimpinan angkatan darat diambil alih oleh Panglima Kostrad Mayjen Soeharto, karena Men/Pangad Jendral Ahmad Yani belum diketahui nasibnya, sementara negara dalam keadaan gawat. Setelah berhasil menghimpun pasukan yang setia kepada pemerintah operasi penumpasan G30S segera dilakukan. Dalam waktu yang relatif singkat G30S dapat segera ditumpas. Sejumlah tempat penting yang dikuasai pasukan pendukungG30S dapat diambil alih dan pusat kegiatan G30S di dekat Halim Perdanakusuma juga dapat dikuasai.

Dalam perkembangan berikutnya dapat disimpulkan bahwa G30S itu didalangi oleh PKI. Maka sejak saat itu, operasi pengejaran terhadap pimpinan dan para pendukung PKI segera dilakukan. Masyarakatpun bereaksi menuntut pcmbubaran PKI. Sejak akhir Oktober 1965, kesatuan aksi dibentuk oleh mahasiswa, pelajar dan berbagai kelompok masyarakat lainnya, yang kesemuanya menyerukan pembubaran PKI.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati. Demikianlah, yang saya sampaikan dalam kesempatan ini, terimah kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas segalakesalahan dan kekhilafannya. Akhirnya,

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Mungkin Yang Kamu Cari:
     

Post a Comment for "Contoh Pidato Mengenang Tragedi G30S (30 September) PKI"