Langkah-langkah Menulis Teks Pidato yang Baik dan Benar

Dalam penyusunan teks pidato, hendaknya kata-kata harus jelas, tepat, dan menarik. Hindari kata-kata klise, hati-hati dalam penggunaan kata-kata pungut, hindari vulgarisme dan kata-kata yang tidak sopan. Menurut Keraf (1970:317), agar tidak menyimpang dari apa yang akan dibicarakan, maka akan lebih baik jika kita mengikuti langkah-langkah menulis teks pidato sebagai berikut.

1) Menentukan Maksud

Setiap tulisan selalu menentukan topik tertentu yang disampaikan kepada khalayak, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari pembaca atau pendengar. Suatu uraian yang disajikan secara lisan harus pula menetapkan suatu topik yang jelas beserta tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan uraian di atas, dalam menulis harus terlebih dahulu menentukan maksud dan menetapkan topik.

2) Menganalisa Pendengar dan Situasi

Ada beberapa topik yang dapat dipakai untuk menganalisa pendengar yang akan dihadapi. Pembicara umumnya telah diberitahu pendengar mana yang akan hadir dalam pertemuan tersebut. Sebab itu sebelum ia menganalisa pendengar berdasarkan beberapa topik khusus, ia harus mulai dengan data-data umum. Data-data umum yang dapat dipakai untuk menganalisa para hadirin adalah: jumlah, kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotaan politik atau sosial. Berdasarkan uraian di atas, sebelum kita menulis teks pidato terlebih dahulu menganalisa pendengar dan situasi terlebih dahulu.

3) Memilih dan Menyempitkan Topik

Memilih dan menyempitkan topik adalah setiap tulisan terlebih dahulu seseorang memilih dan menyempitkan topik yang akan ditulis, yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu daripada pembaca dan pendengar. Untuk memilih topik yang baik harus memperhatikan beberapa aspek berikut:

  1. Topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui, kemungkinan untuk memperoleh lebih banyak keterangan atau informasi.
  2. Persoalan yang dibawakan hendaknya menarik perhatian pembicara sendiri. Bila persoalan tidak menarik perhatiannya, maka persiapannya merupakan hal yang sangat menjengkelkan, sehingga selalu timbul bahaya bahwa pada suatu waktu pembicara meninggalkan begitu saja topik tersebut, atau tidak menyiapkan secara mendalam.
  3. Persoalan yang dibicarakan hendaknya menarik pula perhatian pendengar. Bila persoalan tersebut sungguh-sungguh menarik perhatian pendengar, maka pembicara tidak akan bersusah payah menjaga agar pendengar-pendengarnya selalu mengarahkan perhatiannya kepada pembicaraannya. Suatu topik dapat menarik perhatian pendengar karena:

  • Topik itu mengenai persoalan para pendengar sendiri.
  • Merupakan suatu jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi.
  • Merupakan persoalan yang tengah ramai dibicarakan dalam masyarakat, atau persoalan yang jarang terjadi.
  • Persoalan yang dibawakan mengandung konflik pendapat
4. Mengumpulkan Bahan

Setelah memilih dan menyempitkan topik selanjutnya yaitu mengumpulkan bahan. Seperti sudah dikemukakan di atas, penyusunan bahan-bahan dilakukan melalui tiga tahap yaitu mengumpulkan bahan, membuat kerangka karangan, dan menguraikan secara mendetail. Mengumpulkan bahan maksudnya sebelum menulis terlebih dahulu kita persiapkan materi terlebih dahulu sebagai bahan untuk menjadi sebuah tulisan.

5. Membuat kerangka uraian

Sebelum menulis, alangkah baiknya membuat kerangka uraian terlebih dahulu supaya tersusun dan hasilnya bisa tercapai. Untuk memanfaatkan aspek psikologis tersebut pembicara dapat mempergunakan teknik berikut untuk menyusun materinya:

a. Pertama-tama, dalam bagian pengantar uraiannya, ia menyampaikan suatu orientasi mengenai apa yang akan diuraikannya, serta bagaimana usaha untuk menjelaskan tiap bagian itu. Bila pendengar telah mendapatkan gambaran dan kesan yang baik mengenai urutan penyajiannya beserta kepentingan materi pembicaraanya, maka mereka akan lebih siap untuk mengikuti uraian itu dengan cermat dan penuh perhatian.

b. Sesudah memasuki uraian, tiap kali pembicara harus menonjolkan bagian-bagian yang penting sebagai sudah dikemukakan pada awal orientasinya. Tiap bagian yang ditonjolkan itu kemudian diikuti dengan penjelasan, ilustrasi, atau keterangan-keterangan yang sifatnya kurang penting, tetapi karena sudah ada motivasi, maka setiap pendengar ingin mengetahui perinciannya itu. Demikian dilakukan berulang kali dengan topik-topik penting berikutnya.

c. Pada akhir uraian, sekali lagi pembicara menyampaikan ikhtisar seluruh uraiannya tadi, agar hadirin dapat memperoleh gambaran secara bulat sekali lagi mengenai seluruh masalah yang baru saja selesai dibicarakan itu.

6. Menguraikan secara mendetail

Setelah membuat kerangka uraian, tahap selanjutnya yaitu menguraikan dari kerangka tersebut secara mendetail menjadi sebuah tulisan. Berapa banyak catatan atau perincian yang diperlukan tergantung dari penguasaan atas kerangka yang sudah dibuat. Tahap pertama dari kerangka karangan yang dibuat yaitu bagian pengantar atau pembuka maksudnya menyampaikan suatu orientasi, gambaran mengenai apa yang akan di bicarakannya. Tahap kedua merupakan isi dari materi yang akan dibicarakan sesuai dengan topik yang dipilih. Tahap ketiga penutup yaitu kesimpulan dari materi yang sudah dibicarakan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah menulis teks pidato antara lain: 1) Menentukan maksud; 2) Menganalisa pendengar dan situasi; 3) Memilih dan menyempitkan topik; 4) Mengumpulkan bahan; 5) Membuat kerangka uraian; 6) Menguraikan secara mendetail.


 




Mungkin Yang Kamu Cari:

Post a Comment for "Langkah-langkah Menulis Teks Pidato yang Baik dan Benar"