Pidato Tentang Bulan Ramadhan Bulan Solidaritas | Pidato Keagungan Bulan Suci Ramadhan

Kumpulan Contoh Pidato - Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Pidato merupakan salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia.
Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan banyak anak buahnya atau khalayak ramai.
 

Fungsi pidato

  • Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan.
  • Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi.
  • Menciptakan suatu keadaan yang kondusif di mana hanya perlu 1 orang saja yang melakukan orasi/pidato tersebut.
  • mempermudah komunikasi.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karier yang baik. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Dalam berpidato, penampilan, gaya bahasa, dan ekspresi kita hendaknya diperhatikan serta kita harus percaya diri menyampaikan isi dari pidato kita, agar orang yang melihat pidato kita pun tertarik dan terpengaruh oleh pidato yang kita sampaikan.


Pidato Tentang Bulan Ramadhan
Allah SWT menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan pembaharuan akhlak, untuk memulai kehidupan yang baru, suasana yang baru, dan kondisi ruhaniah yang baru, yang startnya adalah bulan Ramadhan.Tiada ungkapan yang paling tepat di ucapkan bagi orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa kecuali lafadz ”Selamat menempuh hidup baru”.Semoga dapat meraih Rahmat, Maghfiroh, dan di bebaskan dari api nerakaNya.Allahumma Amin.

Islam sebagai Agama ”Rohmatal lil `alamin”, memberikan suport yang kuat kepada pemeluknya, agar senantiasa membangun interaksi sosial terhadap sesama.Yaitu interaksi yang di dasari rasa kasih sayang, persaudaraan, persahabatan, saling menghormati dan menghargai, tolong menolong meringankan beban, dan saling menasehati dalam mengingatkan keimanan dan ketakwaan.Sebagaimana fiman Allah dalam Al-Qur`an :

”Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan permusuhan”.

Bulan Ramadhan adalah momen yang tepat untuk melatih dan mengembalikan kesadaran diri, kembali kepada fitrah manusia yang sensitif dan peka terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.Dengan demikian ia akan senantiasa introspeksi diri serta sanggup memproklamirkan diri bahwa ”saya hanyalah hamba Allah” dengan penuh ketawadhuan.Sehingga ia akan terhindar dari sifat takabur yang selalu mengatakan ”saya adalah” bak pahlawan kesiangan dengan penuh keangkuhan dan kesombongan.Na`udzubillah min dzalik tsumma na`dzubillah.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan nilai-nilai ibadah, shingga terwujudnya keseimbangan antara cinta kepada Allah dancinta kepada manusia.Demikian juga nialai-nilai ibadah puasa tidak hanya terjalinnya hubungan yang semakin dekat kepada Allah SWT, tetapi juga semakin dekat kepada sesamanya.

Mengingat dan merasakan penderitaan orang lain, seperti lapar dan dahaga, merupakan pengalaman kepada kita, bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain.Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan hanya sesaat dan akan segera berakhir manakala waktu maghrib telah tiba, sementara penderitaan orang lain entah sampai kapan akan berakhir. 

Dari sinilah, mestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya, yang hingga kini sedang mengalami kesulitan dan penderitaan.Puasa merupakan tradisi keagamaan yang memiliki makna universal harus kita jadikan energi positif bagi menguatnya pemahaman multikultural yang dimotifasi nilai-nilai Robbaniyyah (keTuhanan) dan Insaniyyah (kemanusiaan).

Oleh karena itu, sebagai simbol rasa solidaritas antar sesama, dapat kita manifestasikan dalam bentuk infaq, shadaqoh, zakat fitrah, zakat mal dan lain-lainnya.Dalam skala harian, solidaritas dapat kita wujudkan seperti: memberi makanan dan minuman untuk berbuka puasa kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu.Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda : 

”Barang siapa yang membuat kenyang orang-orang yang berpuasa, Allah SWT akan memberinya minum dari telagaku, yang apabila ia minum satu kali saja dari minuman tersebut, ia tidak akan kehausan sampai masuk surga.”

Menunaikan zakat pada bulan Ramadhan, selain dapat menyempurnakan ibadah puasa, juga dapat membantu meringankan beban sesama, dan merupakan sarana pembersih harta yang kita miliki, yang pada hakekatnya milik Allah SWT, yang kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun siap di kembalikan kepada sang pemiliknya,yaitu Allah SWT.

Makin sering seseorang beribadah bersama, maka ia akan semakin mengenal siapa saja yang ada di sekitarnya, kemudian ia akan semakin tahu apa yang di butuhkan orang-orang yang ada di sekelilingnya, akhirnya akan tumbuh benih-benih kepekaan sosial, serta memiliki rasa ingin berbagi rasa, dan terciptalah kebersamaan ukhwah Islamiyah yang kokoh.Nilai-nilai mulia itu dapat kita raih dari kemulyaan bulan suci Ramadhan. 

Semoga kita semua dapat menjalankan ibadah puasa dan dapat meraih hakikat puasa Romadhan kali ini dengan penuh hikmad dan kesabaran, serta dapat menanamkan nilai-nilai Romadhan dalam kehidupan sehari-hari.Amin Ya Robbal `Alamin.

Demikian pidato yang dapat saya uraikan, terimakasih atas segala perhatian, mohon ma`af atas segala kekurangan.






Mungkin Yang Kamu Cari:

Post a Comment for "Pidato Tentang Bulan Ramadhan Bulan Solidaritas | Pidato Keagungan Bulan Suci Ramadhan"